Kewajiban Anak kepada Orang Tua, Para Guru dan Leluhurnya



Ajaran Agama merupakan kepercayaan dan keyakinan, maka dengan agama pula kita akan merasa mempunyai suatu pegangan keimanan yang menambatkan kita pada satu pegangan yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu agama juga menyangkut kehidupan batin manusia. Oleh karena itu kesadaran agama dan pengalaman agama seseorang lebih  menggambarkan  sisi-sisi  batin  dalam  kehidupan  yang ada kaitannya dengan sesuatu yang sakral ataupun dunia gaib. Dengan adanya hal tersebut maka muncul adanya sikap keagamaan. Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu atau berperilaku  sesuai dengan ketaatannya dalam beragama. Sikap keagamaan tersebut muncul karena adanya kepercayaan pada suatu ajaran agama.
Dalam hal ini kita sebagai umat Hindu percaya dengan  adanya Tuhan, karena Tuhanlah yang menyebabkan kita ada di muka bumi ini, percaya adanya atman karena kehidupan ini ada karena adanya atman atau jiwa, tanpa adanya jiwa kita akan tidak dapat hidup. Selanjutnya percaya adanya karmaphala, karena setiap perbuatan yang kita lakukan pasti akan mendatangkan hasil, baik itu perbuatan yang baik maupun yang buruk. Apabila perbuatan yang kita lakukan baik maka hasil  yang kita dapatkan berupa kebahagiaan, sebaliknya apabila perbuatan  yang kita lakukan buruk maka hasil yang kita dapatkan adalah penderitaan. Kemudian kita kita percaya adanya punarbhawa yang menyebabkan adanya kelahiran yang berulang-ulang. Adanya keterikatan seseorang akan sifat keakuannya akan menyebabkan adanya punarbhawa. Dengan adanya keserakahan, kemarahan, kejahatan seharusnya kita lenyapkan, dan yang terakhir kita percaya adanya moksa bahwa kita hidup di dunia ini berusaha untuk selalu melakukan perbuatan yang mulia untuk  mencapai kebahagiaan yang abadi.
Dalam pengenalan ajaran agama ini tidak lepas dari peran orang tua yang merupakan pemberi dasar jiwa keagamaan, selain bertugas  mendidik dan mengasuh kita. Dengan demikian sebenarnya tugas orang tua sangatlah berat,  oleh karena  kita  sebagai anak yang berbakti harus menghormati orang tua sebagai imbalan dari apa yang telah dilakukan oleh orang tua kepada kita. Apabila kita selalu menghormati orang tua maka kita akan selalu mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan kita begitu juga sebaliknya apabila berdosa dan durhaka terhadap orang tua maka kesengsaraan yang akan kita peroleh. Maka dalam hal ini ada beberapa alasan mengapa kita sebagai umat Hindu harus menghormati orang tuanya.
Beberapa ajaran agama Hindu Dharma yang menjadi landasan setiap umatnya bahwa haruslah menghormati orang tua, yakni :
1.   Dalam ajaran aguron-guron pada pustaka Sila Karma, mengandung nilai ajaran Catur Guru Bhakti untuk menuntun umat Hindu di dalam proses  berguru menjadi seorang yang berguna serta memiliki budhi pekerti yang luhur. Disamping itu agar anak-anak menjadi seorang  yang  Suputra,  sebagai  generasi  yang  bertanggung  jawab  nantinya  kepada orang tua, keluarga, masyarakat dan negara.  
    Di dalam ajaran Catur guru Bhakti, memiliki bagian-bagian yaitu :
a.   Bhakti terhadap Guru Rupaka

Yang dimaksudkan dengan Guru Rupaka adalah orang tua dan para leluhur, yang telah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada anak-anak secara terus menerus, melalui  generasi  ke  generasi.  Oleh  sebab  itu  anak-anak  sangat  berhutang  budhi kepada orang tua karena Beliau telah memberikan jalan kepada anak-anak bisa lahir (reinkarnasi) menjadi manusia. Dengan demikian anak-anak harus membayar hutang kepada orang tua dengan jalan berbhakti kepadanya, mau membantu kesulitan yang dihadapi orang tua, memberikan perhatian dan kasih sayang kepada orang tua, janganlah berbuat kasar kepada orang tua kepada orang tua seperti memukul, mengumpat, mencaci maki dan janganlah menceritakan kejelekan orang tua kepada orang lain.
b.   Bhakti terhadap Guru Pengajian
Guru pengajian adalah guru di sekolah, tidak kalah utamanya dengan Guru Rupaka (orang tua), karena guru di sekolahlah yang membuka kegelapan hati anak-anak berupa kebodohan. Tanpa beliau yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak- anak maka anak-anak akan tetap menjadi bodoh. Oleh karena itu anak-anak berhutang budi kepada guru, dengan demikian anak-anak harus membayar hutang yang berupa mentaati peraturan-peraturan, rajin belajar, sayangilah gurumu seperti meyayangi orang tuamu.
     c.   Bhakti terhadap Guru Wisesa

Bhakti kepada Guru Wisesa artinya berbakti kepada Pemerintah, karena pemerintah memberikan perlindungan terhadap rakyatnya. Dengan demikian kita harus berbakti kepada pemerintah berupa mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
    d.   Bhakti terhadap Guru Swadyaya (Sang Hyang Widhi Wasa)

Yang dimaksudkan dengan guru Swadyaya adalah berbakti kehadapan Sang Hyang Widhi karena Beliau memberikan tuntunan terhadap umat melalui wahyuNya yang telah diturunkan kepada Para Rsi Agung pada jaman dahulu, serta Beliau telah menciptakan segala-galanya bagi umat manusia.
Dengan berlandaskan ajaran ini terutama ajaran Guru Rupaka maka bagi   umat Hindu berbakti dan menghormati   orang tua adalah merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang anak dengan cara selalu mendengarkan nasehat orang tua, tidak melawan orang tua, menjaga nama baik orang tua kita.
2.   Adanya ajaran Dasa Nyama Brata yang mengajarkan tentang sepuluh pengendalian diri untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesejahteraan jasmani serta kesucian batin. Yama Brata merupakan peraturan kesusilaan yang merupakan pedoman hidup manusia untuk mencapai tujuan.  Dalam  Dasa Nyama Brata  terdapat  ajaran Anrsangsya  yang artinya tidak mementingkan diri sendiri. Orang yang mementingkan diri sendiri hidupnya hanya untuk dirinya sendiri. Orang yang semacam ini tidak tahu bagaimana mengasihi dan menghormati orang lain. Oleh karena Anresangsya dapat juga diartikan harus hormat menghormati satu sama lain karena setiap orang mempunyai harga diri yang harus dihormati. Diantaranya yang dihormati dalam pergaulan hidup bersama para guru dan ibu bapak mendapat penghormatan yang istimewa. Ibu dan bapak adalah yang menyebabkan kita ada dan kita adalah hasil paduan kasih ibu bapak yang dibayar dengan mahal. Kita sangat berhutang budi yang besar kepada mereka yang tak dapat dibayar dengan apapun juga.
Menurut  kitab  Sarasamuccaya  sloka  242  (Sura,  1985)  bahwa  seorang  bapak adalah :
-     Sarirakrta, yaitu yang mengadakan tubuh

-     Pranadata, yaitu yang memberikan hidup,

-    Annadata, yaitu yang memberikan makan.

Sedangkan ibu adalah sumber kasih sayang yang tiada taranya. Tidak ada kasih sayang yang melebihi kasih ibu. Dari ibulah mengalir kasih pertama meresapi tubuh kita. Pengertian yang demikian dinyatakan dalam sloka 244 kitab Sarasamuccaya. Maka itu hanya dengan bakti kita membalas segala yang diberikan orang tua. Kita tidak boleh berkhianat kepada orang tua.
3.   Landasan agama bagi umat Hindu untuk selalu menghormati orang tua adalah ajaran Panca Nyama Brata yang mengajarkan pengendalian diri ke arah tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian batin. Sesuai dengan pustaka suci Wraspati Tattwa, Panca Nyama Brata terdiri dari lima bagian yaitu Akroda artinya tidak marah, Guru Susrusa artinya bakti kepada guru, Sauca artinya suci lahir batin, Aharalagawa artinya makan secukupnya, Apramada artinya tidak lalai. Di dalam menghormati seorang guru dalam hal ini orang tua kita mengarah kepada ajaran Guru Susrusa dimana mengajarkan tentang berbakti kepada guru. Yang pertama orang harus berbakti kepada guru rupaka yaitu orang tua (ibu dan bapak). Orang hendaknya sadar betapa besarnya pengorbanan dan kasih sayang orang tua yang telah dicurahkan kepada anaknya untuk memelihara dan mendidik. Orang yang durhaka kepada orang tuanya maka ia tidak akan selamat hidupnya di dunia maupun di akhirat kelak. Kedua, orang harus bakti terhadap guru   pengajian   yaitu   guru   yang   mengajarkan   berbagai   ilmu   pengetahuan   dan mendidiknya sehingga menjadi manusia yang berguna. Seseorang yang tidak bakti terhadap guru pengajiannya tidak akan berhasil menuntut ilmu pengetahuan dengan sempurna. Ketiga orang harus bakti kepada guru wisesa, yaitu pemerintah yang mengayomi dan mengatur  kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehingga tertib dan damai. Selain itu orang harus bakti terhadap guru sejati yaitu Sanghyang Paramesti Guru, Tuhan Yang Maha Esa, karena beliaulah sumber segalanya di dunia ini. Guru susrusa menuntun orang kepada kesucian hati dan kearifan dalam bertingkah laku.
4. Menurut ajaran agama Hindu, manusia tidak dapat hidup sendiri. Mereka saling memerlukan, saling membutuhkan satu dengan yang lain. Oleh karena itu mereka hidup berkelompok, bermasyarakat, berkeluarga. Mereka hidup saling ketergantungan sehingga mereka hidup berkelompok. Manusia hidup berkelompok dengan penuh saling pengertian dan kalau ada yang tidak mampu, mereka akan ditolong oleh mereka yang lebih mampu. Dengan demikian hidup manusia lebih berbahagia. Sebaliknya bila mereka tidak saling tolong menolong mereka akan hidup lebih menderita.
Rasa ketergantungan ini merupakan ciri khas hidup sebagai manusia, yang paling mendorong manusia hidup saling ketergantungan adalah karena adanya pengalaman mereka yang dikucilkan oleh orang lain. Selain itu seorang anak akan sedih apabila tidak mendapat kasih sayang dari ibu dan bapaknya. Dengan adanya rasa kasih sayang dan saling keterikatan itu, mereka akan merasa berdosa apabila tidak dapat membalas budi baik orang yang telah menolong mereka.
Apabila kita mendapat bantuan dari orang lain maka kewajiban kita adalah membalas budi. Membalas budi merupakan perbuatan yang baik dan terpuji. 
 Di dalam ajaran agama Hindu kita diajarkan tentang Tri rna artinya tiga macam hutang atau bisa diartikan tiga hutang yang wajib dibayar atau dilaksanakan oleh umat manusia sebagai penganut agama Hindu, berdasarkan ketulusan hati dalam usaha untuk mencapai kebahagiaan hidup.
      Tri Rna ada tiga macam hutang, yaitu : 
1) Dewa Rna berarti hutang jiwa kepada para Dewa sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi yang bersifat Maha Pemurah dan Penyayang, 
2) Rsi Rna adalah hutang buddhi berupa ilmu pengetahuan kepada para para Rsi, 
3) Pitra Rna berarti hutang jasa pada pemeliharaan kepada para pitara /leluhur atau orang tua (Oka Netra, 1994).
Manusia  sejak  dilahirkan  telah  menerima  kasih  sayang  dari  kedua orang  tuanya, bahkan sejak semasih didalam kandungan ibu telah mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Kasih sayang yang diberikan oleh orang tuanya menyebabkan anak itu berhutang budi kepada kedua orang tuanya. Oleh karena itu sebagai seorang anak harus menjaga apabila orang tuanya sudah tua renta dan tidak mampu melakukan pekerjaan. Seorang anak seharusnya juga selalu menjaga nama baik orang tuanya. Kita sebagai anak harus menjunjung tinggi serta menghormati orang  tua. Jika hal  ini  kita  lakukan  dengan  sebaik-baiknya maka berkuranglah dosa-dosa kita. Sepatutnyalah kewajiban kita adalah membalas budi baik kedua orang tua agar kita tidak berdosa.
5. Hubungan Tri Rna dengan   yajna sangat erat, apabila kita tinjau pengertian yajna merupakan sarana yang dapat digunakan untuk berhubungan dengan Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya.  Oleh karena itu manusia sepatutnya melakukan persembahan secara tulus dan iklas kepada Beliau untuk dapat mencapai kebahagiaan. Dalam hal ini tujuan beryajna adalah untuk melepaskan diri manusia dari ikatan dosa, dan selanjutnya tujuannya menuju kepada kebahagiaan yang abadi.
Dalam ajaran agama Hindu dikemukakan bahwa manusia lahir memiliki tiga hutang karma yang disebut Tri Rna. Ke tiga hutang tersebut wajib dibayar dengan melaksanakan panca yajna yaitu :
1.   Deva rna menimbulkan pelaksanaan deva yajna dan butha yajna

2.   Rsi rna menimbulkan pelaksanaan  rsi yajna

3.   Pitra rna menimbulkan pelaksanaan pitra yajna dan manusa yajna (Sura, 1985).
Dalam menghormati orang tua maka disini kita harus melakukan pelaksanaan pitra yajna yang artinya korban yang dilaksanakan dengan hati yang tulus iklas kepada para leluhur (orang tua dan nenek moyang), karena tanpa adanya para leluhur (termasuk orang tua atau ayah ibu) kita tidak akan mungkin dapat hidup seperti kehidupan yang dijalani sekarang ini. Kehidupan yang kita alami dan keselamatan yang kita peroleh dalam hidup ini adalah merupakan pemberian dan tuntunan dari leluhur nenek moyang kita.

Kartana, WA 085739607697

 (Mohon Maaf apabila ada kata-kata yang keliru dalam penulisan, karena ini merupakan proses pembelajaran dan bukan bermaksud menggurui pembaca).

Komentar

Postingan Populer